PAPILLONNEWS.CO – Viral video yang menunjukkan seorang seorang petugas vaksinator tidak menginjeksikan cairan vaksin Covid-19 dengan benar.
Menurut perekam video tersebut, Rima Melati (23), ia merekam video pada Senin (12/7/2021) saat vaksinasi di Puskesmas Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang sekitar pukul 10.00 WIB sebagai keperluan dokumentasi.
Mereka meminta video itu setelah Rima mengunggahnya ke story pribadinya di WhatsApp.
Kemudian, Rima mengaku tidak tahu awal mula video yang ia rekam bisa menjadi viral di Instagram.
Sementara perempuan yang menerima vaksin dalam rekaman video adalah teman kerjanya bernama Tari Nurfadilah.
Rima menjelaskan saat kejadian ada tiga orang di dalam video itu yaitu dia sendiri, Tari, dan Ipeh.
Tari ternyata sempat mengunggah video tersebut akun Instagramnya @tarinfdlh.
Namun nampaknya Tari sudah menghapus video tersebut bahkan tidak terlihat satu pun unggahan dalam Instagramnya.
Hanya ada empat Instagram story yang berisi video klarifikasinya.
“Saya Tari Fadilah, pemilik akun Tari Fadilah yang memposting tentang informasi vaksin kemarin di Puskesmas Wadas, mohon maaf sebesar-besarnya dikarenakan kesalahan informasi yang saya sebar. Di mana saya sudah klarifikasi dengan pihak Puskesmas Wadas bahwa vaksinasi sudah sesuai prosedur dan saya minta maaf kepada Puskesmas dan seluruh jajarannya,” kata Tari dalam unggahan tersebut.
Klarifikasi Vaksinator
Sementara itu, Maola Nurul Shinta, petugas vaksinator menegaskan sudah melakukan penyuntikan vaksin sesuai SOP.
Ia mengklaim bahwa teknik yang ia gunakan saat menyuntik menyebabkan seakan-akan dalam video cairan vaksin tidak terdorong masuk ke tubuh penerima.
Maola mengatakan, ada dua teknik dalam menyuntik, yakni dengan menekan ujung alat suntik menggunakan jempol.
Lalu yang kedua dengan menekan menggunakan telapak tangan dan ia menggunakan teknik kedua.
Ia beralasan karena jempol tangannya kapalan setelah selama satu minggu menyuntik sekiranya dua ribu orang lebih dengan rata-rata 300 orang per hari.
Tidak lupa Maola pun berpesan kepada masyarakat untuk tidak percaya pada berita hoaks.
Ia meminta masyarakat mempercayai tenaga medis yang dari awal pandemi ada di garda terdepan.
Tanggapan Bupati Karawang
Cellica Nurrachadiana, Bupati Karawang bersama dengan wakilnya, Aep Syaepuloh, dan Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliesta Ageng Wicaksana langsung mendatangi Puskesmas Wadas, Selasa (13/7/2021).
Selain ke Puskesmas, Cellica bersama rombongan juga mendatangi tempat kerja Rima dan Tari di Mitra 10, Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.
“Pemkab hadir untuk memintai keterangan dari kedua belah pihak karena kami tidak ingin ada opini yang terbentuk tapi belum tentu kebenarannya. Setiap orang punya hak jawab, setiap orang punya pendapat, tapi semua proses penyelidikan jadi kewenangan penegak hukum,” kata Cellica dikutip dari kumparan.
Tak hanya itu, Cellica menambahkan, Maola yakin 100 persen sudah menyuntikkan dosis pertama vaksin jenis Sinovac ke Tari, Rima dan Ipeh.
Cellica yang juga berprofesi sebagai dokter membenarkan adanya dua teknik penyuntikan, namun ia enggan berasumsi.
Lebih lanjut Cellica juga menyoroti tuduhan di akun Instagram pribadi milik Tari yang kemungkinan besar sudah ia hapus.
Cellica menjelaskan tuduhan itu, yakni Tari menyatakan pertama ‘vaksin bodong’, kedua ‘sertifikat bodong’, dan yang ketiga ‘jarum bekas pakai’.
Menurut Cellica tuduhan pertama dan kedua biarlah menjadi kewenangan kepolisian, namun untuk tuduhan ketiga ia tidak bisa terima.
Ia memastikan tidak ada penggunaan jarum bekas pakai dalam proses penyuntikan vaksin.
Sebagai tindak lanjut dari kasus ini, malam ini tenaga medis akan mengambil sampel darah milik Rima dan Ipeh. sumber: nesiatimes.com