PAPILONNEWS.CO – Wakill Ketua Komisi IX DPRI Melkiades Laka lena mengatakan Sementara ini Gelombang ke 2 Varian Delta Baru di Indonesia belum pada puncaknya, dan Dirjen WHO telah mengeluarkan stetment bahwa Dunia sedang mengalami perubahan gelombang ke 3 Mutasi Virus Covid dan sementara ini dialami Negara Amerika Selatan dan Amerika Latin.ujarnya dalam Diskusi Zoom jumat,17/07
Emanuel Melkiades Laka Lena
Awal penyebaran Varian Delta Baru datang dari luar indonesia (India) sementara pengamanan bandara saat itu kurang, dimana penanganan di bandara yang datang dari negara India dikarantina hanya 5 hari berbeda negara Singapura pada saat india terjadi lonjakan Varian delta baru pemerintahannya langsung melakukan karantina 21 hari terhadap negara tersebut, seharusnya penanganan di bandara di perketat baik yang datang itu di tolak karena kondisi tubuhnya atau lakukan karantina sampai 21 hari seperti awal Covid 19 masuk pertama kali ke indonesia. Imbu Dewan Pakar Vox Point Indonesia
“Melki menekankan kepada pemerintah agar memperketat perbatasan negara baik bandara, Pelabuhan dll untuk tidak abaikan soal Eskalasi Varian Delta Baru dengan tingkat penyebaran begitu cepat menyebabkan peningkatan angka pengidap dan kematian begitu banyak.”
Selanjutnya data perbandingan sebelum dan Sesudah Vaksinasi, angka korban kematian baik tenaga kesehatan dan masyarakat umum, belum lagi melihat kematian diluar Varian Delta baru berbeda sedikit dibandingkan dengan sekarang dimana dampak kematian sesuai data Kemenkes yaitu Diabetes dan Hipertensi (pasien penyakit bawaan). Kata Politisi Golkar
Menarik dalam diskusi Zoom VOX POINT dengan Thema Ledakan Kasus Covid 19, Kegagalan PPKM Atau Vaksinasi..? Bersama Emanuel Laka Lena(Wakil Ketua Komisi IX DPRI), Letnan Jendral TNI Ganip Warsiti( Kepala BNPB), Prof.De.Abdul Kadir,PH.D,SP.THT-KL(K),M.ARS(Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI), Prof.DR.CA Nidom( Ketua Riset Corona & Formulasi Vaksin), Yohanes Handojo Budhisedjati( Ketua Vox Point Indonesia) dan Goris Lewoleba sebagai moderator. Jumat,17/07
“Tepat hari ini 17/07/21 presiden telah membatalkan Vaksinasi berbayar ujar Melki,” Awal Covid 19 masuk ke indonesia pemerintah telah lakukan namanya PSPB dan berminggu minggu PPKM Skala Mikro tapi tidak menekan angka covid kemudian pemerintah mengeluarkan aturan baru PPKM untuk mempersempit ruang penyebaran Virus Delta Baru, dan berdasarkan data yang signifikan tentu di sesuaikan kondisi saat ini bahwa kemudian kebijakan ini tidak sesuai situasi dilapangan dikarenakan Pemerintah tidak lihat hanya dimensi kesehatan saja, tentu mempertimbangkan dari berbagai aspek sosial, ekonomi dll,
“Upaya kita pengobatan berupa Vaksinasi dan hari ini adanya Ivermectin dengan mengunakan prosedur baku dalam penanganan Pandemi harus bersifat adaptif sesuai kondisi di lapangan, sejauh ada yang di pakai dan efektif menangani pandemi ini.” Ketua Golkar Kupang menambakan ada 2 pengobatan baik itu medis (pengobatan modern) atau non medis (pengobatan Tradisional) di atas segalanya adanya keyakinan pasien dan semua pengobatan jangan kemudian di atur untuk pilihan tertentu dan terkesan dipaksakan agar masyarakat untuk memilih pilihan itu dimana pengidap penyakit covid baik itu ringan atau pun berat semua berdatangan kerumah sakit dan yang terjadi korban Covid bertambah, baik tenaga kesehatan dan masyarakat.
Vaksin Merah Putih dan Nusantara adalah buatan anak negeri perlu didorong agar bisa di gunakan bagi masyarakat banyak sementara Vaksin Sinovak dll adalah Vaksin konvensional dimana menghadapi proteksi adanya Varian Delta Baru mengalami perubahan imun tubuh kita makin menipis dibanding dengan Vaksin Nusantara: “Saya sendiri salah satu Relawan Vaksin Nusantara, sajauh relawan dari Semarang dan Jakarta yang mengidap perubahan pola Varian Delta Baru belum ada yang sampai berat kritis ke kematian yang saya ketahui relatif kecil ke sedang sementara vaksin Nusantara jauh lebih cepat membentuk Imun atas perubahan Varian Baru tersebut”
Kita harus siap menghadapi pola Varian Baru dari berbagai aspek baik itu Vaksin, PPKM dan Obat Obatan yang kita pakai, dan seluruh kemungkinan berpotensi bisa mencegah orang sakit Covid lagi, kemudian untuk meningkatkan imunisasi tubuh kita perlu para Toko atau Para Dokter Phisikologi dengan pemjkiran baik memotivasi masyarakat atau keluarga yang terdampak pada kematian.
Prof.Dr.CA.Nidom mengatakan “ada 560 jenis Varian Delta Covid yang tersebar merata di indonesia, hasil penelitian berbagai lembaga mengedukasi jenis Varian baru dari Pasien covid.” Sementara itu Vaksin bukan salah satu jalan keluar tapi harus terus- menerus melakukan berbagai macam penelitian tentu juga harus memperhatikan pola perubahan dari virus tersebut adalah jalan keluar. Saya bukan tidak mendukung Vaksin Konvensional tapi karena punya kelemahan tidak secara lansung mengikuti perubahan pola Virus Varian Delta Baru akan tetapi saya akomodasi Vaksin Nusantara dengan kecepatan mengikuti perubahan Virus Varian Delta baru itu lebih cepat. ujar Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin