SALAH satu pendiri Partai Demokrat Hencky Luntungan menilai kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah melontarkan kalimat berbahaya dalam konferensi pers partainya, pada Minggu (3/10).
Hencky menyoroti pernyataan soal Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri menggulingkan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
“Ini membahayakan kehidupan bernegara dengan kalimat menggulingkan dan diarahkan pada Presiden ke-5 RI,” kata Hencky Luntungan kepada GenPI.co, Senin (4/10).
Hencky mengatakan, ungkapan tersebut seolah lahir dari penguasaan materi politik praktis yang tidak mapan.
Selain itu, kalimat tersebut juga bisa berujung fitnah terhadap pribadi, institusi partai, maupun negara.
“Seolah terjadi kudeta saat kekuasaan berpindah dari Presiden Keempat RI ke Presiden Kelima RI,” katanya.
Sebab, ada kesan tata cara pemindahan kekuasaan tidak normatif dan demokratis dengan penggunaan kalimat menggulingkan tersebut.
Hencky blak-blakan menilai kalimat itu seolah memukul semua instalasi politik praktis di Indonesia sekaligus para pendiri Partai Demokrat.
“Mudah-mudahan ini tidak menjadi bola liar yang berkepanjangan karena tuduhan yang disampaikan resmi kubu AHY,” katanya.
Sebelumnya, Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra menggelar konferensi pers dengan tajuk Demokrat Berkoalisi dengan Rakyat Vs Moeldoko Berkoalisi dengan Yusril, pada Minggu (3/10).
Herzaky menjelaskan proses terbentuknya Demokrat yang berawal dari dua founding father, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ventje Rumangkang.
“Partai Demokrat ini berdiri dimulai ketika Pak SBY waktu itu di MPR ketika ada pemilihan wakil presiden dari Ibu Megawati yang baru saja menggulingkan Bapak Gus Dur,” katanya.
Sejak itu, SBY bersama para sahabatnya, termasuk Ventje Rumangkang mulai mendiskusikan partai.
Sebab, SBY dianggap mampu menjadi calon pemimpin nasional dan butuh partai untuk menaunginya.