Menkes Sampaikan Prihal Mediasi Kisruh IDI dan Terawan

oleh -402 Dilihat
oleh
Tanggapan Menteri Kesehatan Budi Gunadi soal perseteruan antara IDI dan Terawan.

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) membantu proses mediasi antara Ikatan Dokter Indonesia dan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sehubungan dengan masalah pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI.

Upaya melakukan mediasi ini merespons kabar mencuat dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI yang membacakan putusan Muktamar Ke-31 IDI di Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (25/3). Pemberhentian mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto secara permanen dari keanggotaan IDI.

“Kementerian Kesehatan akan memulai dan membantu proses mediasi antara IDI dan anggota-anggotanya agar komunikasinya baik sehingga situasi yang terbangun akan kondusif dan kita bisa kembali menyalurkan energi, waktu kita, dedikasi kita, kegiatan-kegiatan yang memprioritaskan untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers tentang Dinamika Profesi Kedokteran di Jakarta, Senin 28-03-2022

Kemenkes mengamati dinamika seputar perdebatan atau pertentangan antara IDI dan Terawan.

Ia mengharapkan diskusi, komunikasi, dan hubungan antara IDI dan seluruh anggotanya bisa terjalin dengan baik.

Ia mengajak semua pihak untuk fokus kepada langkah-langkah pengendalian pandemi COVID-19 dan membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat.

Selain itu, ia mengingatkan semua pihak bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama-sama pascapandemi COVID-19.

Menurut dia, seluruh daya, waktu, pikiran, tenaga, dan kerja bersama perlu diarahkan ke tindakan-tindakan untuk bersama-sama mengendalikan pandemi dan menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah terkait masalah kesehatan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih sehat.

Oleh karenanya, Menkes Budi berharap, permasalahan pemecatan Terawan bisa segera diatasi dengan baik.

Pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan, antara lain kekerdilan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan prevalensi penyakit seperti diabetes dan hipertensi yang akan banyak berdampak negatif bagi masyarakat dengan usia lanjut, serta penyakit-penyakit menular seperti tuberkulosis, malaria, HIV.

“Kita harus berpikir mengerahkan energi agar membuat masyarakat kita sehat,” tuturnya.

Ia juga tidak ingin terjadi perselisihan akibat masalah pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI.

Ia mengatakan belajar dari sejarah saat Indonesia dijajah oleh negara lain bahwa salah satu kelemahan bangsa Indonesia saat itu mudah diadu domba dan disulut emosinya sehingga lupa bahwa seluruh masyarakat Indonesia hidup bersama-sama sebagai saudara.

Menurut dia, jika semua pihak dan seluruh masyarakat Indonesia bekerja sama merajut modal sosial yang dimiliki sebagai bangsa, maka berbagai permasalahan dapat diatasi bersama seperti bekerja bersama-sama mengatasi pandemi COVID-19 sehingga Indonesia keluar sebagai salah satu satu negara yang berhasil menangani pandemi.

“Sekaranglah saatnya rekan-rekan sekalian untuk memfokuskan energi, waktu dan perhatian kita untuk membangun sistem kesehatan Indonesia yang lebih baik demi generasi-generasi setelah kita,” ujarnya

Ia menuturkan semangat kerja sama dan membuka ruang untuk diskusi perlu terus dipertahankan untuk mencapai tujuan Indonesia yang jauh lebih sehat di masa depan dibandingkan saat ini.

“Mari kita kembali bekerja membangun Indonesia yang lebih sehat,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *