Peristiwa Kelam 153 Tewas Pertandingan Arema vs Persebaya Surabaya

oleh -467 Dilihat
oleh

KERUSUHAN Arema FC vs Persebaya Surabaya menjadi sebuah peristiwa paling kelam untuk sepakbola Indonesia. Namun, dengan korban terus bertambah hingga dikabarkan sampai 153 orang meninggal dunia, maka kericuhan di Stadion Kanjuruhan itu pun bisa dikatakan menjadi tragedy sepakbola paling mematikan kedua di dunia.

Seperti yang diketahui, laga Arema vs Persebaya berakhir ricuh di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB. Hal itu bermula dari para suporter yang masuk ke lapangan karena kecewa Arema takluk 2-3 dari Persebaya.

Kerusuhan antara suporter yang masuk ke lapangan dan petugas keamanan pun terhindar. Gas air mata lantas dilepaskan polisi untuk mengatur situasi. Namun, gas air mata justru membuat suporter panik dan segalanya semakin kacau.

Banyak penonton yang terinjak karena kepanikan yang terjadi, ada juga yang sulit bernafas karena gas air mata tersebut. Alhasil, sejauh ini sudah ada 153 orang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Dalam sejarahnya, insiden sepakbola paling mematikan terbesar yang merenggut banyak nyawa di dunia sepakbola terjadi pada 24 Mei 1964. Pada saat itu, ada insiden yang terjadi di Estadion Nacional yang terletak di Peru, di mana laga tersebut memperlihatkan pertandingan Timnas Peru vs Argentina.

Laga Peru vs Argentina tersebut adalah Kualifikasi Kedua Olimpiade Tokyo 1964. Awalnya laga pun berjalan lancar, namun pertandingan pun berakhir ricuh usai wasit menganulir gol Timnas Peru.

Menurut laporan dari Priceonomics, Minggu (2/10/2022), terdapat satu penonton yang masuk ke dalam lapangan dan memukul wasit. Sontak pihak keamanan langsung mengamankan pria tersebut dan menghajarnya secara brutal.

Suporter yang lain jadi ikut emosi dan turun ke lapangan. Perkelahian semakin membesar hingga tercatat ada 328 orang tewas di insiden tersebut dikarenakan sesak nafas atau pendarahan internal.

Insiden di Estadion Nacional sejauh ini masih yang paling mematikan karena jumlah korban meninggalnya mencapai 328, namun ada laporan lain mengatakan bahwa sejatinya masih banyak lagi yang tewas.

Lalu, posisi kedua awalnya terjadi di Stadio Accra Sprots, Ghana pada 2001 silam lantaran ada 126 orang yang tewas. Namun, insiden tersebut kini turun ke posisi ketiga, sebab kericuhan di Kanjuruhan telah menjadi peristiwa sepakbola paling mematikan kedua di dunia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *