UNTUNG-RUGI NASDEM
by Zeng Wei Jian
Deklarasi capres 2024 yang diusung Partai Nasional Demokrat (NasDem)
Deklarasi Capres Anies Baswedan trigger public anger. Di tengah duka nasional Kanjuruhan. Ga peka. Tragis. Blunder. Tragedi Restorasi Nasdem.
Ga ada partai yang sudi hadir. Demokrat, PKS, PPP. Banyak alesan. Ga kirim delegasi. Ucapan video cuma basa-basi. Air muka Prananda ngga happy. Kabarnya dia prefer Ganjar Pranowo.
KPK langsung bereaksi. Ga tertekan sedikit pun. Bravo. Investigasi Korupsi Formula E truz jalan. Ga ada urusan dengan politik capres. Hukum harus ditegakan. Ga ada supporter yang siap mati bela Anies Baswedan. Di-gaz; Ngacirrr…!!
Alam menyambut Pencapresan Anies Baswedan dengan Banjir di beberapa Zona Jakarta Selatan. Besoknya sekitar ITC Margonda dihantam genangan air. Di mana-mana flooding.
Say No to Anies. Kader Nasdem mengundurkan diri. Niluh Jelantik (Bali), Eddy Santri, Ramdjan Yani, Andreas Acui Simanjaya (Pontianak) dan lain-lain.
Mereka enggan support “Bapak Politik Indentitas”. Seorang Kader tua menyebut Anies Gubernur Ayat.
Stigma Anies Baswedan; Ga bisa kerja. Jakarta berantakan di tangan-nya. Cat jalur sepeda sampe milyaran. Gurih. Sumur resapan katro. Jalanan jadi ancur. Tugu peti mati. Ahli tata kata. Ruma lapis. DP 0 rupiah gagal. Oke oce yang ga perna ada. Tuyul Ancol terkikik senang. Mandi duit. Perluasan daratan. Stadion 4.5 triliun yang ga kepake. Jadi ruma ibadah & konser musik. Persija gigit jari. Ruma & lingkungan sekitar JIS tetap kumuh.
Lidah tak bertulang. Ngomong ga akan intersepsi pencapresan Ketum Prabowo Subianto. Kata “etis” & “morale” sudah lama hilang dari Kamus Machiavellian. Diganti Libido politik & keinginan dicatat sejarah.
In regards to Pa Prabowo Subianto, Anies Baswedan mengadopsi dua dictum Niccolo Machiavelli:
“A wise lord cannot, nor ought he to, keep his promises when such observance would place him at a disadvantage, and when the reasons for which he gave his word no longer exist.”
“Whosoever desires constant success must change his conduct with the times”.
Artinya, bagi Niccolo Machiavelli, yang kemudian dipraktekan Anies Baswedan; basically it is okay to lie under some circumstances.
Ga heran bila Anies Baswedan dapet gelar tambahan “Bapak Ngibul Nusantara”.
Mungkin yang bikin kader resign adalah kedekatan Anies Baswedan dengan Kelompok Intolerans, extrimis, far-right, radicals, dan Pemain Politik identitas. Beberapa di antara-nya kerap dituding Anti Pancasila. Dicurigai Punya agenda mengelimir NKRI menjadi Teocratic state. Sangarrr…!! Birds of a feather flock together.
Yang tak terbahas oleh public yang marah adalah soal “Mahar Politics”. Paman Surya Paloh jadi target bully netizen. Sadis-sadis komentar & memenya. Sebaiknya Nasdem konsultasi dulu dengan mereka yang perna kolaborasi dengan Klik Anies Sunda-Kelapa. Ongkos politik & yang diomongkan bisa ngga sama. Ati-ati nanti rugi gede.
Aniser right-wingers sudah berkubu di partai politik identitas. Ga akan merapat ke Nasdem. Kecuali pentas teatrikal berbayar. Perindo, PSI, PDI-P, Golkar siyap tampung muntahan Kader Nasdem yang resigned.
THE END