TAHUN 2023 ini, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mendapatkan anggaran sebesar 127 miliar untuk membangun Rumah Sakit, PUSTU, serta fasilitas kesehatan lainnya.
“TTS ditahun ini menjadi salah satu contoh secara nasional dan menjadi perhatian khusus semenjak Menteri Kesehatan Budi Gunadi datang ke Niki-Niki (19/10/2022), hal ini melalui perjuangan bersama dan memfasilitasi di Jakarta, tahun 2023 ini TTS mendapatkan anggaran 127 Miliar, ujarnya.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena yang akrab disapa Melki dalam kegiatan kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nusa Tenggara Timur (NTT) di Gereja GMIT Imanuel Oehani, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Sabtu, 20/5/2023.
Lebih lanjut dikatakannya, Kabupaten TTS menjadi perhatian khusus dari Kemenkes berupa pembangunan Rumah Sakit Kualin, dan Tahun ini juga dibangun 5 unit puskesmas prototipe serta 109 unit Puskesmas Pembantu (PUSTU) tersebar di kabupaten TTS dengan total anggaran 127 miliar, ujar Ketua Panja RUU Kesehatan ini.
Menurutnya ini merupakan kolaborasi antara DPR RI dan Kementerian Kesehatan untuk membantu masyarakat TTS agar mendapat pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Demikian apa yang dilakukannya tidak terlepas dari dukungan masyarakat TTS terpilih hingga duduk di Senayan 2019.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat TTS yang telah memberikan dukungan suara 11.000, lebih besar dari kabupaten lain di Daerah Pemilihan (DAPIL) 2 NTT.
Sejauh ini, lanjut Melki, Kabupaten TTS menjadi perhatian lebih besar tambanya, apapun bantuan atau program dari Jakarta, Kabupaten TTS di utamakan. Semenjak duduk di Senayan 3 – 4 tahun ini hitung – hitung sekitar lebih dari 300 miliar sudah dikucurkan bantuan khusus untuk TTS, papar Melki.
Terkait kampanye percepatan penurunan stunting, Melki menyampaikan masih banyak orang berpikir mencegah stunting itu setelah bayi dilahirkan, padahal menurutnya persoalan stunting itu diurus atau diantisipasi sejak bayi masih dalam kandungan. Oleh karena itu, Melki Laka Lena menganjurkan kepada masyarakat agar mengurus anak bayi sejak 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah terjadinya stunting.
“1000 hari pertama kehidupan itu dihitung sejak dokter atau bidan dan perawat bilang ini anak sudah satu bulan atau dua bulan,” jelas Ketua Golkar NTT ini.
Sementara itu Kepala BKKBN Provinsi NTT Marianus Mau Kuru mengatakan, dampak dari anak stunting adalah daya berpikir berkurang dan perkembangan sangat lambat secara fisik dan psikologis. Dan jika dibiarkan maka kehidupan anak stunting kedepannya tidak akan bermanfaat untuk orang lain.
“Dan ketika anak itu besar dia akan obesitas (gemuk) dan hipertensi (darah tinggi), ini dampak dari stunting kalau kita tidak atasi dan persoalan ini harus kita ingat agar kedepannya kita tidak lagi melahirkan anak stunting karena resikonya sangat besar,” kata Marianus.
Marianus juga mengajak semua pihak untuk terus berkoloborasi dalam percepatan stunting di NTT.
“Untuk itu mari kita sama-sama gotong royong, berkolaborasi, Kita melakukan konvergensi, antara pemerintah, DPR , masyarakat, tokoh agama dan semua sektor unsur yang ada supaya kita bisa menangani percepatan stunting di NTT. Mudah-mudahan kerja keras kita semua bisa membuat NTT bebas stunting,” jelas Marianus.
Marianus juga menjelaskan angka stunting untuk Kabupaten TTS saat ini sudah turun di dari 28,3% menjadi 24%.
“Kita mengapresiasi kerja keras pemerintah daerah, bapa ibu sekalian untuk prestasi ini,” tutup Marianus. (*)