Tepat Hari Pancasila, Laka lena Ajak Masyarakat Berbagi Peran dan Bergotong Royong Cegah Sunting

oleh -197 Dilihat
oleh

KUPANG – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan implemetasi nilai pancasila dalam penurunan angka stunting adalah dengan cara bergotong royong dan berbagi peran mengurus stunting di tempat masing – masing.

Demikian disampaikan politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena ini saat melaksanakan kegiatan kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kelurahan Babau, Kec. Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Kamis, 1/6/2023.

“Khususnya dalam penurunan angka stunting ini, kehadiran pancasila bisa kita terapkan apa bila kita semua bersama – sama, bergotong royong untuk bahu membahu berbagi peran, tanggungjawab, tugas untuk mengurus stunting di tempat kita masing – masing,” ujar Melki Laka Lena.

Ketua Golkar NTT ini juga berharap tidak ada lagi anak – anak stunting di negeri ini, khususnya di Provinsi NTT. Untuk itu Ia berpesan memberi perhatian kepada 1000 hari kehidupan dari si bayi karena merupakan masa – masa emas dan kunci terhindar dari stunting.

“1000 hari kehidupan bayi itu penting karena pada masa – masa itulah pertumbuhan, tumbuh kembang otak, tumbuh kembang dari si bayi itu berjalan. Sehingga Faktor gizi itu pentihg untuk dilihat dan diberikan kepada mama – mama yang lagi hamil. Jadi apabila pola makanan kita dirumah biasanya itu bapa – bapa biasa ceke duluan, makan telur duluan, ikan duluan, daging duluan, kalau ada dalam rumah yang lagi hamil atau melahirkan stop dulu kebiasan itu. Perbiasakan untuk kasih makanan perempuan yang hamil ini duluan. Prioritas untuk ibu – ibu yg hamil duluan,” tegas Melki.

Kepala Perwakilan BKKBN NTT Marianus Mau Kuru mengatakan untuk menghasilkan anak yang cerdas dan bebas stunting maka harus menyiapkan bibit yang unggul dari orang tua. Menurutnya bibit yang unggul maka dari laki – laki harus sperma yang berkulaitas dan ovum yang berkualitas dari perempuan.

“tiga bulan sebelum merencanakan ibu hamil, bapak tidak boleh merokok, tidak boleh miras supaya bibitnya unggul betul. Setelah ibu hamil, ibu diberi terus makanan – makanan bergizi supaya dia menampung makanan bergizi untuk janin,” jelas Marianus

Kepala Bidang Pelatihan Pengembangan BKKBN NTT, Desry J. Tamael mengatakan stunting merupakan maslaha yang sangat serius. Untuk itu menurutnya pencegahan dimulai dari hulu dengan melibatkan para remaja, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca salin/ibu menyusui.

“Ini menjadi tanggung jawab kita semua karena stunting ini merupakan masalah serius. Oleh karena itu membutuhkan komitmen kita semua. Karena kita tidak mau keluarga kita, anak kita terkena stunting,” ajak Desry J. Tamael.

Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KB3A), Yesai Lanus mengatakan dampak stunting sangat luar biasa karena berkaitan dengan kecerdasan dan daya tahan tubuh.

“Bapak dan ibu, dampak stunting ini sangat luar biasa. Hal pertama berkaitan dengan kecerdasan kita. Kita stunting otomatis kita bodoh. Kalau kita stunting, metabolisme tubuh kita lemah. Kita mudah sakit. Jangka panjang intelektualitas kita lemah,” jelas Yesai.

Yesai Lanus juga mengucapakan terima kasih kepada semua pihak di kabupaten kupang atas kerja kerasnya sehingga angka stunting di Kabupaten Kupang saat ini turun menjadi 16,8 persen.

“2019 itu angka stunting kita hampir 35 %. Kita bersyukur penimbangan februari kemarin turun menjadi 16,8 persen atau dari 6118 anak stunting masih terdapat 4889 anak yang masih stunting. Untuk Kabupaten Kupang, pa bupati, pa wakil bupati targetkan 2024 kita 9,3 persen,” pungkas Yesai. (go)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *