Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menerima kunjungan pendeta Gilbert Lumoindong.
PETUALANGAN GILBERT
by Zeng Wei Jian
Pasar taruhan dibuka. Di sebuah Grup WA Tionghoa; Pdt Gilbert bakal ditangkep or not? Muslimah Ria di Singapore bertaruh “Tidak”. Alasannya Pdt Gilbert seorang Aniser & menghadap Jusuf Kalla.
Abah Anies mungkin maju Pilkada Jakarta. Lawan Syahroni, RK, Erick Tohir, Ariza Patria atau Babah Alun Jusuf Hamka.
Genk-nya Anies Baswedan butuh Figur Kristen sebagai Jurkam pengaruhi minoritas. Pdt Gilbert orang yang tepat. Selain cinta “perpuluhan” dia pun jago ngomong. Dia bisa nge-deal dengan JK; “You scratch my back, and I’ll scratch yours”. Anthum bela ikke sekarang, ikke kampanye buat Anies nanti di Pilkada.
Ga ada influencer dan penatua Kristen bela Pdt Gilbert. Semuanya ngecam & menyalahkan. Pdt Gilbert dianggap perusak harmoni. Keakraban “War Takjil” sirna sekejap. Ulah Pdt Gilbert. Panas-dingin. Minta maaf sana-sini. Ke MUI dan minta proteksi Habib Kribo.
Pdt Gilbert justru dibela muslim moderat. Misalnya Ikwan Juhai Herdiansyah. Penghuni Apartemen subsidi di Kapuk. Dia bilang Pdt Gilbert melakukan aksinya di private chamber. Di depan jemaatnya yang ketawa. Cuma keseleo. Dimaafkan. Ga mesti berakhir di pengadilan.
Politically correct, Kelompok Kristen pro aktif kecam Pdt Gilbert. Muslim bersikap wise dengan milih diam mengamati. Tidak rilis pressure.
Selain dimensi sosial, Kristen pecah dua di soal perpuluhan. Satu pihak tolak “Doktrin Perpuluhan” yang telah dibatalkan Lord Jesus. Perpuluhan adalah praktek Yahudi karena Suku Lewi dipilih Tuhan memimpin ritual agama. Sehingga tidak bekerja. Jadi komunitas harus bertanggung-jawab atas kebutuhan sehari-harinya.
Kasus Pdt Gilbert diharapkan bisa menjadi triger menghapus praxis “perpuluhan” yang memperkaya-diri kaum pendeta.