ENDE – Mengetahui Kabar duka datang dari Almarhum Rustam Abdulah La’a, Uskup Agung Ende Mgr. Paul Budi Kleden ikut melayat membaur bersama warga di rumah duka tersebut.
Kabar ini diketahui Mgr., karena melihat banyak kendaraan roda dua dan, roda empat parkir disamping Keuskupan tepatnya jalan masuk menuju rumah duka.
Melihat itu, dengan rasa penasaran Mgr. pun bertanya kepada salah seorang umat gereja dan mendapati informasi bahwa rumah duka belokasi tepat dibelakang keuskupan, di jalan Guta Baru, Kelurahan Onelako, Kecamatan Ndona.
Hal ini disampaikan oleh sala satu keluarga duka, Djunaidin Djata kepada awak media saat ditemui di rumah duka. Senin, 19/08/2024.
Dikatakan Djunaidin, Kakak dari Almarhum Rustam Abdulah La’a, meninggal pada 17 Agustus dan dimakamkan esoknya pada tanggal 18, saat itu bertepatan dengan hari minggu, alm. dimakamkan pukul 10. 00 wita, jadi pemakaman berlangsung setelah umat katolik pulang misa gereja, Katanya.
Keluarga duka Junaidin Djata menjelaskan setelah selesai pemakaman, seperti biasa orang orang duduk bercerita ditenda duka, sorenya, sekitar pukul 17.00 wita, Mgr. Paul Budi Kleden datang melayat dengan berjalan kaki dari keuskupan, didampingi seorang pastor.
Tiba di rumah duka, Uskup Agung Ende lantas berjabatan tangan dengan pihak keluarga sebagai ucapan belasungkawa.
Melihat itu, mereka terkejut dan bingung karena pihak keluarga duka tidak mengetahui bahwa Mgr. akan datang melayat, jelasnya.
“Kami kaget, akhirnya yang sebelumnya duduk di kursi semua berdiri menyambut Mgr. dan, saat Mgr. tiba, dipersilahkan untuk duduk membaur bersama beberapa warga yang masih bertahan di tenda duka”, ungkapnya.
Tak cuma itu saja, kata Junaidin, Uskup Ende juga menyelamati para warga khususnya ibu-ibu yang tengah membantu memasak di rumah duka.
“Mgr. datang melayat, kalau tidak salah bertahan kurang lebih se-jam, lamanya”, tuturnya.
Diketahui, rumah duka tersebut merupakan wilayah pelayanan agama mesjid Al Nur – Guta Baru – Ndona. Kehadiran Mgr. Paul Budi Kleden dirumah duka, mengenakan kacamata , berpakaian batik, celana kain dan sendal kulit.