KUPANG – Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah memberikan dukungan untuk pasangan calon Melki Laka Lena dan Johni Asadoma dalam kontestasi Pilgub NTT yang akan dilaksanakan bulan November 2024 mendatang.
Pasangan calon Melki Laka Lena dan Johni Asadoma diminta untuk memprioritaskan potensi pariwisata dan pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kualitas pendidikan dan pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menjadi isu krusial yang perlu mendapatkan atensi dan perhatian serius dari pemerintah.
Menurut Anita Gah, sudah ada anggaran dan program dari pemerintah pusat, tetapi implementasi di lapangan tidak berjalan karena pemerintah daerah dinilai kurang komitmen terhadap dua sektor ini.
“Jadi kalau bicara soal pendidikan, sebetulnya saya sangat prihatin, karena masih banyak ketidakadilan dan kualitas pendidikan yang masih rendah di NTT,” ujar Anita Gah, Rabu 4 September 2024.
Anita menyebut, masalah utama di sektor pendidikan adalah akses sekolah yang sulit dijangkau, kurangnya tenaga pendidik, serta pengeluhan terkait sertifikasi dan kesejahteraan guru.
“Harusnya ini tidak perlu terjadi. Karena semua program dan anggaran sudah ada. Cuma yang menjadi soal adalah Pemda tidak komitmen untuk sejahterakan rakyat,” jelasnya.
Dia menegaskan, harusnya program dan anggaran dari pemerintah pusat mesti dikawal dengan baik untuk kesejahteraan rakyat, khusunya di sektor pendidikan di Nusa Tenggara Timur.
“Yang jadi soal, anggaran itu banyak dari pusat tetapi tidak dikawal dengan baik, sehingga itu yang menjadi persoalan di NTT,” tegasnya.
Menurut penilaian pribadi, politisi Demokrat ini menyebut pemimpin di Nusa Tenggara Timur selama ini tidak memiliki komitmen untuk pendidikan dan sektor pariwisata.
“Padahal kita tahu bahwa dua sektor ini penting. Contoh, pariwisata adalah sektor penyumbang devisa terbesar untuk Indoensia,” ungkap Anita.
Provinsi Nusa Tenggara Timur sebetulnya memiliki banyak sekali potensi wisata. Hanya saja pemerintah tidak fokus dan peduli untuk meningkatkan sektor wisata di NTT.
“Selama ini hanya menjadi pembicaraan dan slogan. Tetapi tidak didukung dengan kebijakan atau perda maupun anggaran, sehingga pembangunan wisata itu bisa dilakukan,” terangnya.
Jika pengembangan destinasi wisata itu dilakukan, Anita Gah mengaku yakin, bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur akan dipadati oleh wisatawan atau tourism.
Dia mencontohkan di Kabupaten Kupang yang memiliki 105 destinasi wisata, namun hingga kini baru tiga atau empat desinasi yang baru dikembangkan. Itupun belum maksimal.
“Padahal, kalau dikembangkan dengan baik, maka akan meningkatkan devisa negara. Ini baru satu kabupaten. Kita belum bicara Alor, Sumba TTS, Belu Dan Malaka yang memiliki potensi wisata yang besar,” jelasnya.
Sebetulnya, banyak potensi wisata di NTT harus menjadi perhatian pemerintah daerah yang wajib digali dan didukung dengan anggaran, baik dari pusat maupun provinsi.
“Tetapi itu saya lihat tidak ada. Artinya kita terlantarkan berkat yang Tuhan sudah berikan untuk kita,” jelas Anita Gah.
Anita berharap dibawah kepemimpinan Melki Laka Lena dan Johni Asadoma dua sektor itu harus menjadi perhatian serius.
“Artinya sektor pendidikan, pariwisata, ekonomi dan kesehatan itu perlu menjadi perhatian. Kalau semua berjalan dengan baik, saya yakin kesejahteraan di NTT pasti akan terwujud,” tandasnya.***