Dua Gol Melki ke Gawang SPK dan Ansy

oleh -111 Dilihat
oleh

DEBAT ketiga Pilgub NTT menampilkan pertarungan pemikiran yang seru dari tiga pasangan Cagub-Cawagub.

Pada sesi tanya jawab antar pasangan calon gubernur, Melki Laka Lena memberikan pertanyaan yang tak terduga oleh SPK dan Ansy. Pertanyaan yang Melki berikan kepada dua penentangnya itu, tenang tapi terukur seperti gol Marselino Ferdinan ke gawang Al-Kassar.

Kepada paket Siaga, Melki bertanya tentang bagaimana merealisasikan program pengiriman 1000 lulusan SMA/SMK setiap tahun ke perguruan tinggi luar negeri.

Pertanyaan itu sekaligus membawa pikiran masyarakat NTT pada kenangan lima tahun lalu ketika Viktor Laiskodat berorasi dalam kampanye Pilgub,

“Satu tahun 2000 orang, lima tahun 10.000 orang, akan belajar di Rusia, belajar di Inggris, belajar di Perancis, belajar di China, belajar di Arab, belajar di Amerika, belajar di Jepang.”

Ini menunjukan kesetiaan SPK – AG kepada Viktor Laiskodat dengan menduplikasi program-program mantan gubernur yang menjuluki dirinya, profesor penjahat. Tentu Viktor pasti senang dan bangga, penerusnya melestarikan program itu.

SPK yang tidak menduga akan mendapat pertanyaan itu menjawab sedikit kurang percaya diri, “ Ada dua cara. Pertama, dari anggaran kita sendiri apabila kita bisa, kita akan lihat. Kedua, program-program beasiswa pemerintah.”

Pernyataan itu mengindikasikan bahwa SPK – AG sebenarnya menawarkan program tanpa skema yang jelas. Mereka memberikan harapan kepada anak-anak muda NTT tetapi perencanaan anggarannya dari mana, mereka sendiri belum tau.

SPK – AG perlu belajar dari teori George. R. Terry, yang menerangkan perencanaan program berarti memilih dan menghubungkan fakta, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi tentang masa depan dengan jalan mengambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

SPK – AG hanya menjanjikan mimpi, namun masih terpaku di pembaringan tanpa langkah dan arah.

Pada kesempatan itu, Melki langsung memberi pemahaman kepada masyarakat khususnya anak muda, program itu bisa diwujudkan melalui tiga skema.

Pertama, melalui program LPDP. Melki mengabarkan bahwa dirinya sudah membangun komunikasi dengan kepala LPDP agar NTT menjadi prioritas program.

Kedua, mencari negara-negara yang mutu pendidikannya bagus dan bersedia memberi beasiswa.

Ketiga, melibatkan CSR dari perusahan-perusahan besar yang memberikan atensi untuk membiayai anak-anak NTT bisa sekolah di luar negeri.

Dalam durasi waktu yang sempit, Melki mampu memberi gagasan yang cerdas. Itulah gol pertama Melki ke gawang SPK – AG.

Ketika berhadapan dengan Ansy Lema yang dikenal jago merangkai kata kalimat menjadi retorika dengan bumbu istilah asing yang bombastis khas kaum menengah ke atas,

Melki melalui sepakan pertanyaan yang pelan, sederhana dan mudah dimengerti rakyat biasa, meminta pertanggungjawaban Ansy yang lantang mengkritisi kinerja Jokowi dengan mengatakan, presiden RI dua periode itu tidak berhasil membangun sektor ekonomi primer di NTT.

Dengan literasi kata yang kaya, Ansy membelokkan pernyataannya di debat sebelumnya dengan melontarkan apresiasi kepada Jokowi namun tetap bersikukuh memberi evaluasi yang menantang, sudah sejauh mana bendungan yang dikerjakan kementrian PUPR berdampak bagi petani dan peternak.

Sebelumnya, Melki menjelaskan fakta Jokowi selama 10 tahun telah membangun tujuh bendungan untuk mendukung produktivitas pertanian, sektor ekonomi primer yang menjadi tulang punggung ekonomi NTT. Jokowi juga membangun 27 ruas jalan dengan panjang 217 kilo meter yang mendukung mobilitas barang dan jasa di berbagai daerah di NTT.

Melki mengingatkan Ansy agar tidak boleh mengaburkan kontribusi seorang presiden sebesar Jokowi yang sudah berbuat banyak bagi NTT.

Namun Ansy lagi-lagi tetap berteguh hati ingin mengevaluasi Jokowi dengan mengatakan dirinya bicara dengan data dan fakta yang valid dan akurat.

Tentu masih segar dalam ingatan kita ketika Pilpres kemarin, Ganjar Pranowo memberi angka 5 dari 10 dan Anis Baswedan memberi angka 11 dari 100 untuk kinerja pemerintahan Joko Widodo.

Apakah Ansy ingin mengikuti jejak Ganjar seniornya atau Anis yang juga pandai bermain kata ? Silahkan tanyakan langsung kepada beliau.

Bagi pendukung Ansy yang bersorak-sorai di bawah panggung karena jagoannya menyuguhkan keindahan kata-kata dan kalimat, ruang itu merupakan momen kemenangan debat bagi pihaknya.

Mereka keliru. Pernyataan itu justru melukai hati Jokowi dan pencinta Jokowi di NTT yang telah benar-benar merasakan sentuhan pemerintah pusat.

Mereka lupa, bahwa Ansy sebenarnya sudah terjebak dalam kesombongan diri dengan mengatakan dirinya sebagai politisi berlatar akademisi, politisi yang bertransformasi, politisi yang tidak misikin literasi dan lain sebagainya hanya untuk mengevaluasi program Jokowi di NTT.

Disinilah kehebatan Melki yang tenang dan sederhana, bisa membuat Ansy terjungkal, sama seperti Marselino Ferdinan mengecoh Al-Kassar ketika melesatkan gol kedua Indonesia melalui sentuhan yang lembut namun terarah. Itulah gol kedua Melki ke gawang Ansy.

Rabu, 27 November 2024 adalah momentum bagi masyarakat NTT mendapatkan pemimpin yang berkualitas. Debat ketiga Pilgub NTT secara terang benderang memberi gambaran kepada masyarakat keunggulan Melki yang lebih berpengalaman secara politik mengurus NTT.

Track record, program, kepatutan berpolitik dan kekuatan jaringan nasional yang Melki miliki untuk membangun NTT, jauh mengungguli Ansy dan SPK. Ini tentu menjadi pertimbangan rasional mengapa rakyat harus memilih Melki Laka Lena yang didampingi Johni Asadoma pada hari pencoblosan nanti.

AHR.

Salam.
Ayo bangun NTT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *