JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pihaknya siap menjadikan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai provinsi swasembada pangan di bagian timur Indonesia, dalam waktu maksimal lima tahun kedepan.
Mentan mengatakan bahwa dengan potensi lahan mencapai 188 Ribu Hektare Lahan Siap digarap, NTT dinilai mampu menjadi salah satu tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Ia menegaskan bahwa sektor pertanian menjadi harapan besar dalam mengentaskan kemiskinan di NTT.
Hadir pertemuan strategis tersebut Pj. Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P., Gubernur NTT Terpilih, Apt. Emanuel Melkiades Laka Lena, S.Si., serta unsur Forkopimda dan kepala daerah se-NTT, Mentan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat pembangunan pertanian di daerah tersebut.
NTT Punya Cahaya Harapan untuk Bangsa
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) pada Rabu (5/2/2025), Mentan Amran melihat potensi besar NTT sebagai wilayah agraris yang didominasi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Saya melihat ada cahaya dari NTT, ada getaran dan harapan besar di sana. Jika pertanian bergerak, semua sektor akan bergetar. Ini kesempatan emas untuk menekan angka kemiskinan di NTT hingga di bawah 10 persen, bahkan 5 persen dalam lima tahun ke depan,” ujar Mentan optimistis.
Pemerintah pusat akan mendukung penuh pengembangan sektor pertanian di NTT, termasuk pemetaan lahan potensial, perbaikan irigasi, serta penyediaan alat dan sarana produksi pertanian.
188 Ribu Hektare Lahan Siap Digarap
Sebagai langkah nyata, sebanyak 188 ribu hektare lahan di NTT siap dikembangkan tahun ini. Mentan memastikan dukungan Kementan untuk menyediakan irigasi, pompa, traktor, dan berbagai fasilitas pertanian lainnya.
Pj. Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, mengungkapkan bahwa NTT memiliki potensi besar dalam mendukung swasembada pangan nasional, mulai dari lahan basah, lahan kering, peternakan modern, hingga tambak garam.
“Kami mengajukan konsep swasembada pangan di NTT, termasuk swasembada beras, jagung, daging, dan garam. Pak Mentan langsung memberikan instruksi untuk mematangkan rencana ini agar segera dieksekusi secara kolaboratif. Ini juga menjadi langkah konkret untuk mengatasi kemiskinan dan stunting di NTT,” terang Pj. Gubernur Andriko.
Selain itu, pembangunan bendungan strategis nasional juga diharapkan mendukung kebutuhan air bagi sektor pertanian, sehingga hasil panen dapat lebih maksimal.
Gubernur Terpilih Siap Bergerak Cepat
Gubernur NTT Terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan kesiapan pemerintah daerah untuk menjalankan program pertanian sebagai penggerak utama ekonomi NTT.
“Kami pastikan dengan dukungan pemerintah pusat, kami akan bekerja sama agar pertanian benar-benar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami akan memanfaatkan teknologi terbaru untuk memaksimalkan produksi dan efisiensi pertanian di NTT,” tegasnya.
Menurutnya, dengan kerja kolaboratif yang kuat antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, pertanian akan menjadi mesin utama pembangunan ekonomi NTT.
“Dengan dukungan luar biasa dari Pak Mentan dan tim Kementan, sektor pertanian harus menjadi prime mover atau penggerak ekonomi utama di NTT. Ini adalah kesempatan besar untuk menciptakan perubahan dan kesejahteraan bagi rakyat,” tambah Melki Laka Lena.
Sinergi untuk Masa Depan NTT yang Lebih Baik
Pertemuan ini menandai babak baru pembangunan pertanian di NTT, di mana sinergi antara pemerintah pusat dan daerah akan menentukan keberhasilan dalam menekan angka kemiskinan dan mewujudkan swasembada pangan nasional.
Dengan berbagai program percepatan yang telah disepakati, NTT kini bersiap untuk menjadi kekuatan baru dalam sektor pertanian Indonesia, sekaligus membuktikan bahwa pertanian bukan hanya sekadar sektor ekonomi, tetapi juga solusi bagi kesejahteraan masyarakat.